Sudah lama berlalu masa-masa dimana para gadis tumbuh dengan impian menikah dengan Pangeran Tampan dan lalu tidak harus mengkhawatirkan berbagai hal lagi sepanjang hidup mereka. Para pria tidak lagi mengejar figur istri dan ibu yang sempurna untuk anak-anaknya. Oke, beberapa mungkin masih, tapi tren yang umum ialah tentang membangun sebuah relasi yang bahagia dan seimbang dengan orang yang anda kasihi. Tapi kita masih terpengaruh banyak miskonsepsi tentang seperti apa rasanya dan terlihatnya sebuah relasi yang bahagia. Buku-buku, komedi romantis dan acara-acara TV juga tidak membantu untuk membangun sebuah ide yang memadai tentang seperti apa perkawinan itu. Sekarang anda dapat menemukan ide-ide yang lebih konstruktif pada media sosial karena orang-orang selalu membagikan pengalaman nyata dan hal-hal yang telah berhasil untuk mereka. Jadi, inilah 7 mitos tentang perkawinan yang harus dilupakan jika anda ingin bahagia dengan orang terpenting dalam hidup anda.
Mitos #1: Perkawinan akan memperbaiki banyak hal
Salah, gadis-gadis dan pria yang baik, perkawinan bukanlah solusi utama untuk semua penderitaan, depresi dan perasaan kesepian dari jiwa anda. Jika anda telah memiliki salah satu hal itu sebelum membangun sebuah relasi dan belum memperbaikinya, yakinlah bahwa mereka akan muncul kembali di kemudian hari. Kebahagiaan atau ketidakbahagiaan anda tidak akan, saya ulangi, tidak akan pernah bergantung pada faktor-faktor eksternal, yang mungkin berupa suami, uang atau sebuah rumah yang indah dengan pagar putih. Banyak orang yang memiliki hal itu dan mereka masih sengsara! Temukan sebelumnya penyebab dari hal-hal yang membuat anda tidak bahagia, gunakan jasa seorang terapis (konsultan perkawinan) jika anda membutuhkannya dan berubahlah menjadi seorang yang bahagia, yang bahkan menjadi lebih bersinar dalam sebuah perkawinan dengan orang kekasih.
Mitos #2: Dia haruslah teman baik anda
Sekarang, ini hanyalah sebuah delusi yang disebarkan beberapa orang sebagai kebenaran nomor satu. Semua relasi memiliki perbedaan. Suami/istri anda mungkin tipe orang yang kelihatannya anda mengerti, tapi itu semua tergantung pada cara anda berdua menjalani relasi. Beberapa pasangan mungkin lebih romantis, yang lainnya cenderung menciptakan sedikit drama dan tak ada aturan yang mengatakan anda harus lari ke pasangan dengan semua masalah yang anda miliki. Itulah gunanya teman baik! Anda tahu, mereka ada untuk sebuah alasan. Mengobrol dengan teman perempuan anda tentang hari yang buruk di tempat kerja, dengan menikmati secangkir kopi, itu sama pentingnya!
Mitos #3: Semua haruslah semudah cerita dongeng
Baik, inilah kenyataannya – setelah anda terikat, muncullah masalah yang sebenarnya! Tantangan baru akan muncul dengan sendirinya dan anda harus berhadapan dengannya, apa pun caranya. Sebuah relasi membutuhkan kerja keras, bahkan pada relasi yang paling bahagia. Mengira bahwa perkawinan adalah sebuah proses yang mudah hanya akan membuat anda dan suami anda mendapatkan masalah. Pastikan bahwa anda memahami tanggungjawab anda dan selamat menikmati perjalanan itu!
Mitos #4: Tak akan muncul konflik
Sebaliknya temanku yang baik, konflik ialah bagian esensial dari perkawinan atau segala bentuk relasi yang berarti. Pasangan yang bahagia dalam relasi yang sehat akan menjalani konflik untuk menyelesaikan masalah, berbagi opini dan menemukan hal-hal yang benar-benar penting untuk mereka. Jika anda menghindari konflik, menekan perasaan anda atau dengan naif mengira bahwa pasangan anda tidak memiliki keluhan apapun, relasi anda akan berakhir dengan bencana. Prahara akan muncul, cepat atau lambat! Hal yang paling penting ialah untuk menemukan kesamaan dan mencapai beberapa konsensus yang akan memuaskan kedua pribadi sekaligus. Maka baru relasi anda akan berkembang.
Mitos #5: Anda harus melakukan segalanya bersama, berbagi setiap pengalaman
Ternyata ini hal yang berbahaya karena pada fase awal sebuah relasi (atau perkawinan), terdapat sebuah momen di mana anda berdua hanya ingin bersama-sama 24/7 (24 jam, 7 hari seminggu), berbagi tidak hanya waktu luang, tapi juga semua hobi dan aktivitas berkumpul bersama teman-teman. Menjalaninya seperti itu akan terasa menyenangkan untuk sementara, tapi kemudian salah satu dari anda akan membutuhkan jeda dan itu hal yang wajar. Meluangkan waktu untuk anda sendiri, menghabiskan sore hari dengan teman atau buku favorit anda – semuanya adalah penting untuk kebahagiaan anda. Perkawinan tidaklah membuat anda berdua benar-benar menyatu, sebaliknya, masing-masing dari anda tetaplah seorang individu yang memiliki berbagai kebutuhan, impian dan minat sendiri.
Mitos #6: Mengorbankan semua waktu akan menghasilkan sebuah perkawinan yang bahagia
Sementara sedikit pengorbanan dalam satu hal dan lainnya yang dilakukan oleh kedua sisi akan memperkuat relasi itu, mengorbankan semua waktu adalah hal terburuk yang dapat anda lakukan untuk sebuah perkawinan. Jika anda mengabaikan batasan pribadi anda dan menyembunyikan berbagai derita dan tekanan dari pasangan, anda akan secara perlahan menjadi sangat tidak bahagia yang akhirnya menjadi tidak mungkin untuk mempertahankan relasi. Keterbukaan dan penghargaan akan batasan masing-masing pribadi adalah esensial untuk membangun sebuah perkawinan yang bahagia. Anda harus terbuka setiap kali merasa tidak nyaman, membahas solusi-solusi yang memungkinkan dengan pasangan anda dan melakukan hal yang sama untuknya setiap ia menemui masalah. Bersabarlah satu sama lain dan tetaplah menyampaikan kebenaran.
Mitos #7: Stres akan merusak perkawinan anda
Terdapat berbagai jenis stres dan semuanya berbahaya untuk perkawinan. Kadang-kadang stres melepaskan sebuah potensi kreatif yang tanpanya tidak akan tersedia (seperti sebuah keputusan untuk berhenti bekerja dan melakukan hal-hal yang paling anda senangi). Sebuah keputusan untuk berpindah kota atau negara dapat pula menimbulkan stres, seperti halnya proses dalam memutuskan untuk memiliki anak atau tidak. Menghindari situasi-situasi penuh tekanan tidak akan menyelamatkan anda darinya, maka lebih baik bersiap diri dan gunakanlah mereka demi mencapai potensi terbaik dari anda. Dapat disimpulkan bahwa kondisi stres jangka panjang harus segera diatasi karena mereka akan mempengaruhi kesehatan fisik dan psikologis anda sekaligus.