≡ Kenali 7 Ciri-ciri Tempe yang Perlu Anda Waspadai! 》 Her Beauty

Kenali 7 Ciri-ciri Tempe yang Perlu Anda Waspadai!

Advertisements

Tempe merupakan salah satu produk olahan kedelai yang sangat populer tidak hanya di Indonesia, tapi di dunia juga. Secara umum, tempe adalah makanan khas Indonesia yang terbuat dari fermentasi kedelai atau bahan lainnya yang memanfaatkan beberapa jenis jamur, seperti kapang atau ragi. 

Tempe yang kualitasnya baik biasanya memiliki ciri-ciri yang mudah untuk diketahui. Ciri-ciri yang pertama, benang jamur menutupi permukaan tempe secara merata dan berwarna putih. Lalu struktur tempe padat dan tidak ada spora berwarna abu-abu kehitaman. Selain itu tempe juga berbau segar dan tetap padat saat diiris.

Di sisi lain, Anda perlu mengetahui ciri-ciri tempe yang kurang baik agar tidak membahayakan tubuh saat dikonsumsi. Seperti apa ya ciri-ciri tempe yang kurang baik itu? Tanpa menunggu lama, langsung saja simak daftar pertamanya di bawah ini.

@wikistove

ciri-ciri tempe yang kurang baik untuk dimakan part 1. kira2 apa aja ya? #laukpauk #tempe #tempebagus #menutempe #makanansehat #tempementah #edukasimakanan

♬ Happy Day – 文武贝

1. Terlalu Basah

Jika tempe terlihat terlalu basah, bisa jadi ada beberapa faktor yang menjadi penyebabnya. Yang pertama yaitu suhu saat proses pembuatan tempe. Jika suhu terlalu panas saat proses fermentasi, maka hal ini dapat menyebabkan tempe menjadi terlalu basah. 

Selain itu, faktor penyimpanan juga dapat menyebabkan tempe basah. Yaitu kondisi kelembapan udara yang terlalu tinggi pada tempat penyimpanannya. Lebih baik jangan menyimpan tempe di tempat yang lembap. 

Faktor lainnya yaitu kedelai yang basah saat hendak difermentasi, alat fermentasi yang masih basah dan belum bersih sepenuhnya, atau terlalu kecilnya lubang di plastik pembungkus. Faktor-faktor inilah yang dapat membuat tempe menjadi terlalu basah sehingga mengurangi kualitasnya.

2. Tidak Padat

Apakah Anda pernah membuat atau membeli tempe yang tidak padat? Kondisi itu dapat mengurangi kualitas tempe yang hendak dikonsumsi lho! Pasalnya saat digoreng atau dikukus tempe akan berantakan dan bentuknya tidak ciamik. Selain itu cita rasa yang dihasilkan akan berkurang.

Lalu faktor apa saja yang menyebabkan tempe tidak padat? Yang pertama adalah jamur yang digunakan sudah tidak aktif atau terlalu sedikit. Selain itu, bisa jadi jamur yang digunakan sudah kedaluwarsa sehingga tidak menghasilkan benang jamur secara maksimal. 

Faktor-faktor lainnya adalah proses pengadukan yang tidak merata, waktu fermentasi yang terlalu singkat, dan suhu saat proses fermentasi yang terlalu rendah. 

Jika penjual tempe langganan Anda menjual tempe yang tidak padat, beritahukan faktor-faktor di atas ya agar kualitasnya tempenya semakin baik!

3. Ada Titik Hitam

Tahukah Anda kalau bintik hitam dapat muncul di permukaan tempe? Ya, hal itu bisa terjadi dan akan mengurangi kualitas rasa dan penampilan tempe. Bintik hitam muncul lantaran asupan oksigen yang terlalu banyak saat proses pembuatan tempe! Lalu bagaimana cara mencegahnya?

Cara pertama ialah menutup tempe secara merata, agar tidak terkena udara secara langsung. Lalu usahakan proses fermentasinya tidak terlalu lama, dengan suhu yang tidak terlalu tinggi dan dalam ruangan yang tidak terlalu lembap. Terakhir, sebaiknya gunakan jamur atau starter yang berkualitas baik. 

4. Berbau Amonia

Bau amonia atau alkohol pada tempe muncul lantaran proses fermentasi yang lama. Selain itu, proses fermentasi terjadi pada suhu yang terlalu tinggi. Sehingga untuk membantu jamur bertumbuh atau starter, pembuat tempe sebaiknya menutup tempe dengan kain yang bersih.

Loading...

Selain itu, bau amonia juga bisa disebabkan oleh peralatan yang tidak bersih. Sebelum membuat tempe, pastikan semua peralatan higienis dan bersih agar tidak terkontaminasi dengan bakteri apapun, termasuk bakteri penyebab amonia dan alkohol. Sedangkan faktor terakhir yaitu karena kandungan air yang terlalu tinggi.

5. Benang Jamur Tidak Maksimal Menutupi Tempe 

Tempe yang baik memiliki ciri-ciri warna benang jamur yang putih dan menutupi sebagian besar kedelai. Namun jika benang jamur tidak maksimal menutupi tempe dan terdapat retak atau celah, maka akan dapat mempengaruhi kualitas tempe. Lalu apa yang menyebabkan hal itu?

Faktor pertama adalah tidak ratanya pencampuran starter dengan kedelai yang menyebabkan jamur tidak dapat tumbuh dengan baik dan akhirnya tidak mampu merekatkan seluruh kedelai. Faktor kedua, suhu di ruang inkubator tidak merata Masih berhubungan dengan faktor kedua, jika lubang aerasi serta pergerakan udara di ruang inkubasi tidak merata, maka jamur juga tidak dapat tumbuh dengan baik.

6. Tempe Terlalu Panas

Pada umumnya, tempe segar yang siap dimasak biasanya memiliki suhu hangat. Namun jika kondisi tempe masih terlalu panas, maka kemungkinan kualitas tempe akan kurang baik. 

Suhu tempe yang terlalu panas biasanya disebabkan pengaturan suhu, kelembapan, dan ventilasi yang kurang baik saat proses pengolahannya. Selain itu, tempat inkubasi yang terlalu tertutup dan membatasi sirkulasi udara juga bisa menjadi penyebab tempe terlalu panas. Untuk mencegah hal ini, pastikan tempat inkubasi tidak tertutup terlalu rapat saat proses pengolahan. 

Faktor terakhir adalah jumlah kedelai yang terlalu banyak dalam plastik kemasan, yang dapat mempengaruhi proses fermentasi. 

7. Beracun

Tempe yang beracun dapat berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal ini dapat terjadi lantaran terkontaminasinya kedelai dan starter dengan mikroba patogen atau bahan beracun lainnya. Apalagi jika kuantitas starter terlalu sedikit, yang akhirnya ‘kalah kompetisi’ dengan mikroba lainnya yang juga tumbuh di dalam kedelai calon tempe. 

Faktor lainnya adalah minimnya kebersihan tempat pembuatan tempe dan habisnya masa kedaluwarsa bahan-bahan pembuatan tempe. 

Tempe yang beracun biasanya menimbulkan bau yang menyengat, memiliki perubahan warna dan tekstur yang mencolok, dan terdapat jamur berwarna abu-abu ataupun hitam. Jadi jika Anda menemukan ciri-ciri tersebut pada tempe yang akan Anda konsumsi atau olah, lebih baik dibuang saja ya tempenya!

Advertisements